22/03/2017
Darwis Tere Liye bilang tentang Acara Pernikahan
*kalau kita akan menikah maka demikian, saran dr sy:
…
1. tdk usah buat kartu undangan muahal2, sy tahu, ini
urusan sekali seumur hidup, mau yg spesial, mewah,
tp buat apa? sebagian besar kartu undangan itu
berakhir di kotak sampah. kecuali kalau ditulis di kartu
undangannya: ‘please, harga kartu undangan ini rp
20.000/buah, jd angpao hadiah pernikahannya minimal
10x dr itu. jadi buatlah yg elegan tp sederhana.
berkelas tp murah meriah. well, tips detail soal ini,
tanya sama pak tukang bikin undangan. di jakarta, di
dekat tebet sana, ada pasar yg penuh ratusan loket
bikin kartu undangan, tinggal pilih.
…
2. tdk usah pakai musik2 yg aneh2. sy tahu, undangan
nanti bengong kalau tdk ada hiburan. hanya saja,
terserah, apakah mau lbh ramai dihadiri penghuni langit
atau penghuni bumi? musik gamelan, boleh. tradisional
boleh. nasyid yg simpel boleh (karena ada juga nasyid
yg kencang2, mengganggu). lagu jazz juga boleh. tp
jangan pernah dangdutan, organ tunggal dgn
penyanyi2 seksi–ada juga jazz dgn penyanyi
berpakaian tak sopan. musik arab? jelas tdk boleh kalau
pakai penari perut. ngerti kan? arab tdk otomatis
islami.
…
3. tdk usah pakai foto pre-wedding segala. tdk usah
deh. nanti sj, foto post-wedding. sebenarnya buat
apa sih foto pre-wedding? sy coba buka kamus tebal,
melongok buku2, website, tdk ada alasan kokoh kenapa
foto pre-wed harus ada. buat kenangan? hehe, ini
argumen lucu sekali–terserah deh kalau ada yg tdk
ketawa dan tetap ngotot pre-wed.
…
4. pawang hujan. aduh, celaka urusan. seperti tdk
punya Tuhan. di hari pernikahan yg mengharap berkah,
kita malah menugaskan orang komat-kamit baca
mantera mengusir hujan–biar undangan bisa datang
kinclong gitu. bagus betul. jika kita membenci hujan,
maka kita membenci kitab suci–cek ayat2nya dlm kitab
suci. ingatkan seluruh keluarga, jangan pernah pakai
pawang hujan. ini juga termasuk berharap berkah
dengan tanggal2 tertentu, takut menikah di tanggal
lain karena nanti celaka, kramat, dsbgnya.
…
5. menyebut2 kebanggaan, gelar, peristiwa dll dalam
prosesi pernikahan. ada saja pernikahan yg
menghabiskan 10 menit utk membacakan CV pengantin.
sy pikir tdk perlu, karena itu tdk ada relevansinya
dgn akan selanggeng apa pernikahan kita.
…
6. tentu sj, jangan bermewah2. sy tahu, pernikahan
itu milik keluarga. ada keinginan orang tua, ada ambisi
orang tua. tp berusahalah utk di-rem. karena eh
karena, yg paling penting dr sebuah pernikahan adalah
pengharapan. apa itu pengharapan? doa. doa2 yg
dipanjatkan. ketika doa itu berpilin ke atas, menyatu,
maka semoga berbuah keluarga yg baik2, keturunan yg
baik2.
…
7. terakhir, bukankah kita sepakat bahwa pernikahan itu
adalah eh adalah ritual suci? penuh khidmat? maka
pastikan, jangan sampai ya, amit2, gara2 resepsi kita
jadi meninggalkan shalat, diburu2, dijama’ qashar p**a.
nah, silahkan. mau dituruti atau tdk sarannya. bebas.
namanya juga saran.