08/05/2024
Membina rumah tangga tak semudah teori. Tak ada kata habis untuk konflik yang dihadapi.
Dimulai proses memilih pasangan yang perlu kehati-hatian. Tak sedikit setelah akad nikah terjadi, mempelai merasa seperti membeli kucing dalam karung, ingin menikahi lawan jenis tapi malah sejenis. Ingin mendapat pasangan setia namun baru seumur jagung sudah merasa tak cocok padahal saat pacaran ingin 24jam bersama.
Tahap 5 tahun pertama awal pernikahan, proses saling mengenal karakter teman tidur yang setiap hari ketemu dan terkuak satu persatu wujud aslinya.
Selesai melewati 5 tahun pertama, bukan berarti tak ada lagi prahara atau ujian melintang.
Tahapan demi tahapan ada saja ujiannya, karenanya perlunya kematangan diri menghadapi masalah² dalam keluarga agar tetap utuh dan kokoh seperti harapan awal mengikat janji untuk saling menjadi teman hidup yang memahami dan terus memupuk rasa cinta yang tak hanya berbunga ketika masa muda.
Jikapun pada akhirnya hubungan perkawinan tak bisa diselamatkan, banyak diluar sana bingung bagaimana mencari solusi atas masalah yang dihadapi.
Penyelesaian konflik keluarga kadang memerlukan orang kepercayaan untuk berbagi, mendapatkan saran bijak bukan berpihak dengan tujuan utama menyelamatkan hubungan bukan memperkeruh.
Karenanya memilih orang yang tepat sangat diperlukan, bersikap netral, dapat memberikan masukan dan menjaga rahasia yang di bicarakan.
Dengan dasar tersebut, saya membuka wadah untuk teman² sekalian sesuai keilmuan yang saya pelajari di jenjang Sarjana dan Magister Hukum Keluarga untuk menjadi wadah konsultasi yang dapat dipercaya.