@togaraja_strawberry #desawisata #strawberry #danautoba #pesonaindonesia
Kue Lato Lato Hariarapohan #Desa #desawisata #bukitholbung
𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗜𝗻𝗼𝗻𝗴 𝗽𝗮𝗿 𝗦𝗶𝗺𝗯𝗼𝗹𝗼𝗻
𝗠𝗲𝗱𝗮𝗻 - Rulia Simbolon, inong ini sudah berusia 87 tahun. Bagi sebagian masyarakat Samosir tentunya sudah mungkin banyak mengenal Ibu yang pernah menjabat Kepala Desa Simbolon Purba Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir selama dua periode. Pernah menjadi Kepala Desa tertua se-Indonesia dan jabatannya dua periode berakhir pada tahun 2019.
"Mangelek au tu Tuhan panjou na ma, ale unang ma di masa na ruddut i, nga boi be nian panggilonna au. Sehat ma nian au dialap" curhat inong ini sembari bercerita dengan berbagai cerita di masa lampau.
Kunjungan kali ini ke Medan untuk melihat kondisi inong ini yang sedang menikmati masa tuanya di rumah putrinya. Bersama dengan paribannya paling bungsu (Ibu saya) kebersamaan mereka langsung pecah terjadi. Tak tampak penuaan yang nyata dalam diri inong ini. Masih tetap semangat bernyanyi bersukacita layaknya seperti biasa.
Bercerita masa lampau adalah kesukaannya.
Begini ceritanya.
Dulu di usia 6 tahun, kala itu harus 7 tahun baru bisa sekolah, saat itu masih Sekolah Rakyat namanya. Oppung ayah mereka dulu pemain Biola (pantas darah musik menurun ke kami pinopparnya). Saat latihan di gereja, Inong ini (anak tertua Oppung) sering dibawa latihan, karena walau beda gereja, Oppung dulu sering latihan bersama dan melatih koor Ama HKBP. Inong ini mempraktekkan Oppung memainkan biola walau tanpa biola sambil bernyanyi "Boru Sion".
Sekolah Rakyat yang saat itu masih dibuat di gereja HKBP di Simbolon Purba, sembari latihan bersama di gereja HKBP inong ini ngikut-ngikut kelas Sekolah Rakyat dan mungkin saat itu kesannya sedikit mengganggu, akhirnya diikutkanlah inong ini belajar tapi tidak terdaftar.
Saat itu belum pakai kertas atau buku. Yang dibagikan saat itu disebut namanya "LE". Terbuat dari besi tipis seukuran papan ujian yang sekarang, LE ini merupakan buku tulis dahulunya berwarna hitam. Alat tulis yang digunakan adalah
𝗦𝗮𝗻𝗴𝗴𝗮𝗿 𝗦𝗲𝗻𝗶 𝗧𝗼𝗻𝗴𝗴𝗶 𝗛𝘂𝗺𝗯𝗮𝗻𝗴 𝗛𝗮𝘀𝘂𝗻𝗱𝘂𝘁𝗮𝗻
𝗗𝗼𝗹𝗼𝗸𝘀𝗮𝗻𝗴𝗴𝘂𝗹 - Turut ikut serta dalam memperindah kebahagian pengantin baru adalah salah satu kesibukan yang sangat kita nikmati. Bersama dalam Komunitas Sanggar Seni Tonggi Humbang Hasundutan adalah keseruan tersendiri yang sangat dinikmati.
Bersiap dari pagi dandan maksimal bersama Pengasuh Golda S Simarmata hari ini tepatnya 23 Apri 2022 dua tim penari bersiap-siap. Tak lepas dari sentuhannya, make up penari berbeda goresannya kata Bunda Golda. Akhirnya dari pagi tujuh orang penari telah tampil war. Satu tim di Wisma GKPI Doloksanggul terdiri dari 3 orang, ada Lidia, Jenni dan Sonya. Sedangkan satu tim lagi di Wisma HKBP Sihite ada Oris, Winda, Echa dan Riana.
Tak kala berputar menari mengikuti irama musik senyuman kedua pengantin pun keluar dengan sendirinya. Menjadi Raja dan Ratu seharian senyuman mereka adalah target utama para penari. Akhirnya para penari menyambut mereka hingga menuju pelaminan.
Hentakan musik tradisi modern ala Doloksanggul ini sangat membahana di gedung yang lumayan besar di Sihite Kecamatan Doloksanggul ini.
"Otik Ale Tonggi" hal ini menjadi semangat Sanggar yang ada di Kota Doloksanggul ini. Diisi dengan penari yang cantik dan mempesona selalu siap menjadi bagian sejarah indah kepada pasangan berbahagia dengan senyuman para penari.
Check FB dan Instagram mereka @sanggarsenitonggi. Tanya tanya aja dulu walau mungkin pasangan mu juga masih di jalan.
Dipastikan senyuman Tonggi akan membahana menyambut kedua pengantin dan orangtua dan bahkan menyambut Tulang dan Hula-hula, pestamu semakin berwarna. Serunya momen menyerahkan ulos Passamot dan Ulos Hela akan lebih seru bersama kami. Semakin berwarna dan semakin meriah.
Satu lagi, kalau pesta di Humbang Hasundutan pada umumnya tersedia seddor panas yang sangat nikmat. Minum seddor telah menjadi kebiasaan y