19/05/2023
Nasi Tumpeng memiliki sejarah yang kaya dan erat kaitannya dengan budaya Indonesia. Hidangan ini telah ada sejak zaman kuno, menjadi bagian penting dalam berbagai perayaan dan upacara adat di tanah air.
Konon, Nasi Tumpeng pertama kali muncul di Indonesia pada masa Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Hidangan ini dipercaya berasal dari tradisi masyarakat Jawa yang menggunakan nasi kuning sebagai simbol keberkahan dan rasa syukur.
Nasi Tumpeng memiliki bentuk yang unik, yaitu tumpukan nasi kuning yang ditemani oleh aneka lauk-pauk di sekelilingnya. Biasanya, lauk-pauk yang menyertai Nasi Tumpeng meliputi ayam, telur, tahu, tempe, sambal, sayuran, dan hidangan khas daerah tertentu.
Selain sebagai hidangan dalam perayaan, Nasi Tumpeng juga memiliki makna simbolis. Tumpeng yang tinggi melambangkan gunung yang melambangkan stabilitas dan kekuatan. Sedangkan warna kuning pada nasi melambangkan kemakmuran, keberuntungan, dan semangat positif.
Hingga saat ini, Nasi Tumpeng masih menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi dan budaya Indonesia. Hidangan ini sering disajikan dalam berbagai perayaan seperti ulang tahun, pernikahan, kelahiran, atau perayaan keagamaan. Nasi Tumpeng menjadi simbol kebersamaan, keberkahan, dan keragaman budaya Indonesia yang patut dijaga dan dirayakan.
Dengan Nasi Tumpeng, kita dapat merayakan warisan budaya yang indah dan memperkuat ikatan antargenerasi serta memperkaya pengalaman kuliner kita.