16/05/2023
IBU-IBU HAMIL
Apa yang dipikir dan dirasakan saat mendengar suara dalam video ini? Pasti dipikiran kita, kasar, kotor, kampungan tak punya etika, tak punya moral, tak punya rasa sopan dan santun, bahasa kampungan dan lain-lainnya.
Kenapa hal ini bisa terjadi. Sebab ini adalah bahasa secara emosional langsung berasal dari dalam jiwa Bapak di video itu secara spontanitas. ini merupakan auto kritik untuk pejabat, bahasa itu keluar dari pikirannya dengan dorongan hati.
Pikiran manusia itu pada dasarnya memang tidak mempunyai sopan dan santun karena, sopan dan santun adalah bahasa tubuh, Kalau pikiran tidak mempunyai sopan dan santun. Kalaupun pikiran itu mempunyai sopan dan santun itu adalah kemunafikan. Ini kata yang pernah di ucapkan oleh Rocky Gerung, ahli ilmu filsafat.
Kenapa bapak itu mengkritik atau bicara kasar dalam videonya itu? Jangan-jangan atau bisa jadi kebanyakan pejabat itu buta dan tuli, tak melihat tak p**a mendengar dengan jelas. Maka dengan bahasa yang tinggi dan kasar inilah telinga dan mata mereka bisa berfungsi sebagaimana mestinya, bisa jadi seperti itu kita tidak tau.
Jalan ini berada di INDERAPURA Pesisir Selatan, Pancung Soal, Nagari Kudo-Kudo, Kampung Bukittahilmas.
Jalan ini sering makan korban terutama emak-emak yang sedang hamil. Dulu, ada seorang ibu hamil masuk ke kampung ini, singkat cerita beliau ingin keluar dan p**ang dari kampung ini. Tiba-tiba ibu ini terpleset karna jalan ini berlobang-lobang, bersanding-sanding beton yang tajam, dan sudah bertahun-tahun lamanya dinikmati oleh masyarakat kejahatan jalan ini. Sehingga ibu-ibu yang ingin p**ang tadi terjatuh. Akibat dari jatuh itu beliau keguguran, memiriskan belum yang lain.
Cerita dan keluhan ini di dengar langsung oleh Bupati Sebelumnya, dengan mata telanjang telinga terbuka.
Cerita di atas ini sudah disampaikan secara argumentasi, tatap-tatapan langsung dengan Bupati sebelumnya di waktu lampau. Banyak masyarakat menyaksikan secara langsung. Singkat cerita. "Pak ini cerita jalan di kampung tempat anak angkat bapak di ambil dulu ya yaitu Kampung Bukittahilmas Inderapura." Suasana hening terdiam beberapa detik.
Bupati pun bingung dan terdiam, lalu menjawab "Itu jalan bukan wewenang saya dek" kata Bupatinya waktu itu.
"Jika, saya perbaiki dengan anggaran daerah bisa kena penjara saya dek." Kurang lebih seperti itulah bahasanya Bupatinya. "Kecuali status jalan ini di rubah oleh Wali Nagari, dan dijadikan jalan Kabupaten. Baru saya bisa masuk anggaran saya dek. Caranya minta Wali Nagari kamu bikin proposal, rubah status jalan Nagari ini jadi jalan Kabupaten." Tegas dari Bupati sebelumnya.
Nah saat di ota lapau, jauh sebelum Bupati bicara di atas, Wali kami malah berstatement begini sebelumnya, "Proposal sudah di ajukan sudah tiga kali malah." Kata Wali Saya di Cafe Ibis Inderapura.
Saat kami berdialog secara langsung dengan Bupati. "Pak Bupati, untuk bapak ketahui, kata Wali kami, beliau sudah memberikan proposal kepada bapak sebanyak tiga kali, tapi belum direspon dan diindahkan." Tapi apa jawab Bupati waktu itu.
"Bodoh! mana? siapa Walinya? enggak kenal saya, engga pernah saya menerima proposalnya." Kata Bupati.
Jadi, kami masyarakat jadi bingung, apakah Bupati sebelumnya yang bohong atau Wali Saya yang sedang berbohong?
Masalahnya jelas, metode atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu, dalam penyelesaian persoalannya juga sangat-sangat jelas, terus mau menunggu apa lagi?