23/03/2024
SAHABAT NABI YANG PINGSAN SAAT PUASA RAMADAN PERTAMA KALI
Di kebun kurma, Qais bin Shirmah, seorang kaum Anshar, menghiasi harinya dengan taat beribadah dan puasa, meski teriknya kerja melanda. Kisahnya inilah menjadikan akar turunnya Al-Baqarah 187.
Di musim Ramadan, ketika umat Islam berpuasa, Qais bin Shirmah pun ikut merasakan sakralnya momen puasa bersama.
Walaupun sedang puasa, Qais bin Shirmah tetap gigih bekerja di kebun kurma. Saat senja mulai merayap, ia pun p**ang ke rumah.
Di rumah, Qais bin Shirmah bertanya pada istrinya tentang makanan berbuka, tetapi sang istri menjawab bahwa sedang tak ada makanan.
"Duhai suamiku, maafkan aku. Hari ini kita tak memiliki sedikit pun makanan. Tunggulah sebentar, aku akan segera mencarikan makanan untukmu," ujar istri Qais. Lalu, ia keluar untuk mencari makanan.
Ketika sang istri pergi mencari makanan, Qais bin Shirmah, lelah setelah bekerja, pun beristirahat. Tanpa menyentuh sedikit pun makanan, Qais tertidur dalam kelaparan yang menggelayuti.
Ketika istri Qais p**ang dengan makanan, melihat suaminya tertidur, ia memilih untuk tak membangunkannya, menunggu Qais bangun dengan sendirinya.
Keesokan harinya, Qais yang belum makan sejak puasa kemarin kembali bekerja. Namun, tiba-tiba ia terjatuh dan pingsan.
Para sahabat segera melaporkan kejadian ini kepada Rasulullah. Kemudian, turunlah ayat 187 dari surat Al-Baqarah.
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ ٱلصِّيَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ ۖ فَٱلْـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبْتَغُوا۟ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ مِنَ ٱلْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Artinya: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.”
Sumber: Quranbest